Latest Movie :

Moga Bunda Disayang Allah

Rp7000.00
Judul Buku : Moga Bunda di Sayang Allah
Pengarang : Tere-Liye
Penerbit : Republika

Sinopsis :

“Dia mencintai anak-anak, Ryan. Bukan! Bukan karena mereka terlihat menggemaskan, tetapi karena menyadari janji kehidupan yang lebih baik selalu tergenggam di tangan anak-anak..“ (Hal 234)

Bang Darwis kembali memakai anak-anak sebagai tokoh utama. Kali ini bernama Melati, yang secara fisik aku bayangkan tak jauh daripada Delisa. Namun, karena kecelakaan kecil disaat liburan pada usia tiga tahun, Melati harus menjadi buta, tuli dan bisu. Persis yang dialami Hellen Keller pada usia 2 tahun.

Melati adalah anak pengusaha kaya, sepasang suami istri, yang dari awal hingga akhir hanya disebut dengan nama Bunda dan Tuan HK. Bayangkan! Rumah mereka berada di atas bukit, yang dari sana bisa melihat pemandangan seluruh kota (antah berantah) dan laut. Pembantunya saja ada 9 orang (kalo gak salah). Salah satu yang paling setia bernama Salamah yang sudah mengabdi pada keluarga HK sejak berapa generasi diatasnya.

Di tempat lain, ada seorang pemuda yang menenggelamkan dirinya pada alkohol selama tiga tahun lamanya. Selalu bertingkah seenaknya, kasar, dan (seperti) tak berperasaan. Pemuda itu –Karang, ternyata menyimpan sebuah teraumah akan kecelakaan perahu yang menewaskan 8 anak didik taman bacaannya, terutama Qintan, bocah cerdas yang sangat disayangi. Semenjak kejadian itu, yang dikerjakan Karang hanya tidur sepanjang hari dan pergi mabuk ketika malam hari, begitu terus selama tiga tahun.

Takdir akhirnya mempertemukan Karang dan Melati. Bukan hal mudah mempertemukan mereka. Bunda Melati sampai harus datang dan memohon (jika tidak ingin dikatakan menyembah) pada Karang untuk mencoba membantu Melati. Ntah datang darimana perasaan itu, akhirnya Karang memutuskan untuk membantu Melati.

Cara Karang mendidik Melati yang sangat keras (lebih keras dari pada Mrs Sulivan mendidik Hellen Keller) ditentang oleh Tuan HK. Karang tidak segan-segan membentak (walau Melati tak mendengar), memukul, bersikap kasar, dan lain sebagainya. Melihat itu dan terlebih ketika mengetahui Karang seorang pemabuk, Tuan HK menjadi kian marah.

Dia mengusir Karang. Namun Bunda Melati memiliki satu keyakinan Karang bisa membantu Melati. Jadilah selama hampir satu bulan Karang tinggal dikediaman keluarga Tuan HK. Selama itu tuan HK bertugas ke Jerman untuk mengurusi bisnis keluarga mereka. Kisah ini berakhir dengan bahagia. Melati akhirnya bisa melihat, walau tetap bisu. Menurutku, di tangan bang Darwis semua tipe ending bisa menjadi menarik. Andai berakhir menyedihkan, pembaca akan merasa itu masuk akal, karena menyembuhkan Melati memang hal yang sulit. Dan dengan berakhir bahagia seperti ini, pembaca akan mendapat kelegaan dari kehidupan Melati yang menyedihkan. Tinggal bersama Melati pula akhirnya Karang bertemu kembali dengan kekasihnya, Kinasih, dan juga menemukan kembali hidupnya dulu, tanpa bayang-bayang teraumah. Buku yang luar biasa, walau rasanya sulit menemukan hubungan Melati dan Karang diwaktu sekarang. (Apalagi cara mendidik Karang yang sangat tak biasa).

Selamat buat Bang Darwis. Di tunggu karyanya yang lain. :)

“ Benarlah. Jika kalian sedang bersedih, jika kalian sedang terpagut masa lalu menyakitkan, penuh penyesalah seumur hidup, salah satu obatnya adalah dengan menyadari masih banyak orang lain yang lebih sedih dan mengalami kejadian lebih menyakitkan dibandingkan kalian. Masih banyak orang lain yang tidak lebih beruntung dibandingkan kita. Itu akan memberikan pengertian bahwa hidup ini belum berakhir. Itu akan membuat kita selalu meyakini : setiap makhluk berhak atas satu harapan“ (Hal 136)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sipi Book - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger